Langsung ke konten utama

BUKA MATA SEKALI LAGI


PENDIDIKAN?



Apa itu pendidikan?
Seberapa pentingkah pendidikan itu?

Ada salah satu pendapat yang tidak mementingkan pendidikan jika yang dicari hanyalah tingakatan dari sebuah nilai indeks prestasi. Jadi ia menganggap pendidikan itu tidak perlu. Namun jika di pandang dari sisi kemanusiaan yang memiliki dua dimensi yaitu baik dan buruk maka, tujuan dasar dari pendidikan ialah meluruskan dimensi kemusiaan yang telah bengkok pada keburukan dan mengarahkannya pada kebaikan.
Manusia yang berpendidikan bukan manusia yang pintar saja dan hanya memanfaatkan kepintaran tersebut pada hal yang tidak baik, namun pendidikan yang sebenarnya ialah menjadikan manusia seutuhnya. Dalam kausus yang terjadi saat ini benar adanya. Pendidikan hanya sebagai alat untuk menuju jenjang pendidikan selanjutnya, memiliki pekerjaan mapan, dan menyiasati orang yang tidak berpendidikan formal. Sehingga, dalam prosesnya banyak siswa yang melenceng dari tujuan sebelumnya, yaitu memanusiakan manusia atau mengarahkan manusia pada dimensi kebaikan. Oleh sebab itu pendidikan karakter dibutuhkan saat ini.
Pendidikan karakter adalah nilai yang harus diterapkan oleh setiap manusia. Dapat melihat daerah sekitar dan lebih peka terhadap keadaan sosial. Sehingga hakikat pendidikan tidak hanya mengarak pada melatih dan mengajar saja namun mendidik hingga mencapai tujuan yang sebenarnya, yakni terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi oleh Allah SWT.






MANUSIA & PENDIDIKAN? 


Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Seperti yang telah dibahas sebelumnya, antara manusia dengan pendidikan selalu dikaitkan antara yang satu dengan yang lain.
Manusia merupakan julukan untuk kita secara umum. Manusia dalam kehidupannya membutuhkan pendidikan. Pendidikan adalah wadah bagi manusia dalam mendapatkan pengajaran, pelatihan, tuntunan nilai-nilai, dan keterampilan hidup. Jika manusia tidak mendapatkan pendidikan apakah dia tidak bisa pintar atau cerdas? Bisa iya bisa juga tidak.
Manusia dan pendidikan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Dimanapun manusia berada tetap membutuhkan pendidikan, karena manusia adalah sebagai subjek sekaligus objek dari pendidikan.
Pendidikan itu penting, tetapi saat ini pendidikan telah disalah gunakan akibat pengaruh dari paham kapitalisme. Sedangkan mahasiswa saat ini telah lupa akan tiga fungsi mahasiswa yang ia sandang sebagai tanggung jawabnya. Mahasiswa yang saat ini harus mengubah hanya memikirkan materialnya, melupakan hal-hal yang seharusnya mengatasi masalah-masalah di dunia pendidikan. Seperti halnya, kurikulum yang masih ‘terombang-ambing’ hingga saat ini. Tidak hanya dari konsep pendidikan bahkan out put dari hasil pendidikan menghasilkan tingkat korupsi dan permasalahan lainnya yang kian marak dan mengenaskan.
Faktor dari kasus tersebut salah satunya ialah pendidikan orang tua. Orang tua memiliki peranan penting untuk mendidik seorang anak. Jika terjadi suatu kesalahan dalam pengasuhan atau dalam peninjauan, maka anak akan terpengaruh dalam pergaulan bebas. Kedua ialah masuknya paham kapitalisme yang di bawa oleh kaum barat, selain itu hedonisme yang sudah tidak dapat dipungkiri dunia ke barat-baratan, sudah mengikuti gaya, model, dan fashion yang dianggapnya sebagai tren kekinian sehingga melupakan fitrahnya sebagai pendidik. Kemudian yang terakhir ialah terlalu mendewakan nilai kognitif. Menurut masyarakat saat ini, pintar dalam ranah kognitif adalah nomor satu. Ia akan mendapatkan perhargaan dari berbagai pihak sehingga ia terlupakan jati dirinya. Mengatakan ia sudah sarjana dengan tingat nilai terbaik namun, sikap dan tingkah lakunya tidak menunjukkan sebagai lulusan strata I. Kemudian koruptor yang mengatasnakan untuk rakyat, kemudian ia menikmati uang rakyat itu sendiri karena, ia menganggap ia adalah bagian dari rakyat itu sendiri. pintar bukan? Ya, namun karakter yang dimiliki sungguh nol. Memikirkan kenyamanan pribadi dan tidak peduli pada daerah sekitar.

Solusi yang dapat kita dilakukan untuk memperbaiki pendidikan yang ada di Indonesia ini ialah dengan mengembalikan pendidikan pada tujuan awalnya yakni meluruskan setiap prilaku manusia yang sudah membengkok atau mengarah pada keburukan agar kembali pada dimensi yang utama yaitu pada kebaikan. Hal ini bisa dilakukan dengan cara tetap mengacu pada tiga ranah kecerdasan yaitu kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Jika ketiga kecerdasan ini dapat teraplikasikan dengan seimbang maka penyimpangan dalam dunia akan terminimalisir. Tidak hanya dalam ruang lingkup pendidikan, namun mengenai beberapa persoalan hidup yang terjadi pada hidup manusia di dunia.

Dalam ranah pendidikan tiga kecerdasan yang wajib di kuasai ialah kognitif, afektif, dan psikomotorik ialah hasil turunan dari tiga kecerdasan di atas. Intelektual ialah menghasilkan kognitif yang mampu mengingat dan menjawab beberapa pertanyaan dari soal-soal yang telah ditentukan atau persoalan yang diberikan oleh guru. Kemudian spiritual, jika hubungan kita dengan tuhan berjalan baik maka, hubungan kita dengan sesama akan terjalin dengan baik pula. Hal ini juga berhubungan dengan afektif atau sikap dan sopan santun kita terhadap sesama khususnya orang tua, guru, fakir miskin, anak yatim dan lainnya yang membutuhkan perhatian lebih dari kita. Terakhir ialah emosional adalah suatu rasa yang dimiliki oleh manusia dalam menjalani kehidupan. Kekita manusia memiliki tingkat emosi yang tinggi cukup bagus jika dimanfaatkan dengan sesuai skalanya. Kepekaan terhadap keadaan sosial akan membantu menciptakan dan menerapkan nilai ilmu yang telah diserapnya dalam proses kognif sehingga psikomotorik mampu melakukan dan mengaplikasikannya dengan mudah. Dan insyaallah pendidikan manusia akan menjadikan manusia seutuhnya jika hal ini dapat diterapkan oleh manusia itu sendiri.

*) Kader Umat dan Bangsa
HMI Cabang Bangkalan

Komisariat Ilmu Pendidikan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN

DZIKIR KUNCI BAGI PEREMPUAN MODERN UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTELEKTUAL,EMOSIONAL,DAN SPIRITUAL DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN DUNIA     OLEH ONII VIDI ASIIH KORP HMI-WATI(KOHATI) HMI CABANG BANGKALAN TAHUN 2016-2017 DAFTAR ISI Daftar isi      …………………………………………………………….      i Kata pengantar       …………………………………………………....    ii BAB I PENDAHULUAN       ……………………………………………    1 1.1 latar belakang    ……………………………………………………      1 1.2 tujuan makalh    ……………………………………………………      2 1.3 rumusan masalah         ……………………………………..……………..    2 BAB II PEMBAHASAN        ……………………………………………    3 2.1 pengertian dzikir  ...

Celoteh pena puisi

PETUAH LAUTAN Fathor Rahman Nak, tidak ada dongeng sebelum tidur seindah kidung angin yang dicumbu bentang layarmu bila badai menelanjangi setiap musim, binglala masih melingkari purnama malam ini angin tidak akan kemana ia hanya singgah diwajah bintang yang membuatnya berkedip sayu merayu buih ‘tuk bergegas mengabari pantai karena jika karang telah bersumpah pada pertiwi maka tebar kembali jaringmu biarkan jangkar kuyup oleh doa seisi lautan; agar aksara suci terpampang pada ujung perahumu (Bangkalan, 13 April 2016)  Demokrasi Musim Fathor Rahman ada yang tunggang langgang mencari wajah angin bergelayangan di rona bulan menanyakan setiap daun yang gugur pada musim yang menanyakan waktu               ada yang bisu memekik hujan               menyamun matahari       ...

RELASI HATI

GURU SEJATI ? PEMBELAJAR SEJATI. MENGABDI UNTUK NEGERI. “Hanya ilmu dari hatilah, yang akan sampai di hati anak-anak didiknya” Mari Belajar, Mari Berbenah J WIDADATUS SA’ADAH           Kutuliskan, pagi itu menatap langit seperti kanvas yang ditumpahi cat biru diselingi arak-arakan awan semurni kapas. Langkah kakiku bersemangat untuk mengikuti kelas mata kuliah Psikolgi Pendidikan yang di ampu oleh Bu Cicik Tri Jayanti, S.Pd. MA.           Hari itu tanggal 30 Oktober 2017 seperti biasa, perempuan dengan kerudung coklatnya yang manis, dihiasi senyum hangat dibibirnya. Ia memberikan pengantar yang menyentuh akal dan nurani. Benar! kata-katanya selalu mengundang , melayani  dengan kasih sayang dan tak henti memberikan inspirasi dan menumbuhkan motivasi dalam diriku.           “SIKOEDUKASI” tuturnya. Sikoedukasi adalah jalinan a...