Langsung ke konten utama

NURANI

PASRAH WAE
(TOTOK SETIAWAN)




Islam berarti pasrah. Semua agama yg dibawa oleh para utusan Allah pada prinsipnya adalah agama "kepasrahan" kepada Allah SWT. Maka berislam sama dengan melakukan proses memasrahkan diri kepada Allah SWT.
Laa ilaaha illallahu (Tiada Tuhan Selain Allah). Frasa "Tiada Tuhan" merupakan bentuk negasi dari kenyataan bahwa ada banyak Tuhan yg diakui atau diagungkan oleh manusia di dunia ini. Bentuk-bentuk Tuhan tsb bermacam ragamnya mulai dari yang bersifat materi maupun immateri. Maka frasa dari kalimat Tauhid tsb bermaksud menolak kenyataan tsb. Sementara frasa "Selain Allah" merupakan bentuk afirmasi atau penegasan terhadap ke-Esa-an Allah SWT.  Penegasan terhadap kekuasaan Allah SWT yg banyak menyembah ke-Aku-annya. Maka akibat dari keimanan terhadap kalimat Tauhid tsb adalah bersikap pasrah kepada Allah SWT. Mengakui bahwa tiada yg pantas disembah kecuali Allah SWT yang tiada beranak dan diperanakkan, satu-satunya dan tidak dapat lagi disaingi oleh kuasa apapun, Sang Pencipta dari yang diciptakan dimana darinya semua sumber dan kepadanya semua kembali.
Alam semesta ini terbagi atas 2 variabel, yaitu Pencipta (al-khaliq) dan yang diciptakan (makhluk). Berislam sama dengan meyakini hanya ada satu yang pantas disembah yakni pencipta (al-khaliq) dimana dipahami bahwa pencipta tsb hanyalah Allah semata dan yang lain disebut makhluk atau yg diciptakan. Makhluk di alam ini dibagi atas yg dzohir dan gaib. Sementara makhluk dzohir terdiri atas manusia dan alam dzohir disekitarnya. Alam dzohir disekitarnya terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Dan diantara semua jenis makhluk tsb, Allah hanya menyebut manusia yg paling sempurna. Diatas manusia adalah Allah SWT,  Tuhan yang menciptakan mereka. Maka pantaslah manusia menyembah sesuatu yg lebih mulia dari dirinya bukan menyembah sesama makhluk apalagi menyembah makhluk yg jelas-jelas derajat kemuliaannya di bawah manusia, layaknya batu, pohon, atau bahkan uang yg sebenarnya manusia sendirilah yg menciptakan. Menyembah ciptaannya sendiri? Inilah sebagian pengertian dari praktik "Jahil" atau kebodohan. Praktik penyembahan manusia terhadap sesama makhluk justru menempatkan manusia yg semula sbg makhluk paling sempurna menjadi makhluk yg paling dihinakan oleh kebodohannya sendiri.
Akibat lain dari praktik penyembahan kepada sesuatu adalah penyerahan diri atau rela dibelenggu oleh yang dia sembah. Penyerahan diri kepada Tuhan yg sebenarnya berakibat pada ketenangan, kesejahteraan, kemuliaan, dan hal baik lainnya karena Tuhan Allah adalah sesuatu yang maha adil, kuasa, rahman dan rahim serta cinta akan kebaikan terhadap hambanya. Sementara penyerahan diri manusia kepada sesama makhluk dapat berakibat pada kehinaan akan kemuliaan dirinya hingga terampasnya kemerdekaan menjadi penindasan. Karena makhluk merupakan sesuatu yg nisbi, yang cenderung salah dan benar, berpotensi sombong, dan mengikuti hawa nafsunya. Maka konsekuensi dari kepasrahan kepada Allah SWT adalah merdeka atau terbebas dari bayang-bayang kekuasaan lainnya selain kuasa Allah SWT.
Yaa Muqollibal Qulub, Tsabbit Qolbi 'ala Al-diinik
(Hai "Tuhan" yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada Agama yang " memasrahkan diri" kepada Mu)
Amiin,..


Bangkalan, 07 September 2017
Totog Sakaw
aal izz well

#salam persaudaraan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PEREMPUAN

DZIKIR KUNCI BAGI PEREMPUAN MODERN UNTUK MENGEMBANGKAN KECERDASAN INTELEKTUAL,EMOSIONAL,DAN SPIRITUAL DALAM MENGHADAPI KEMAJUAN DUNIA     OLEH ONII VIDI ASIIH KORP HMI-WATI(KOHATI) HMI CABANG BANGKALAN TAHUN 2016-2017 DAFTAR ISI Daftar isi      …………………………………………………………….      i Kata pengantar       …………………………………………………....    ii BAB I PENDAHULUAN       ……………………………………………    1 1.1 latar belakang    ……………………………………………………      1 1.2 tujuan makalh    ……………………………………………………      2 1.3 rumusan masalah         ……………………………………..……………..    2 BAB II PEMBAHASAN        ……………………………………………    3 2.1 pengertian dzikir  ...

Celoteh pena puisi

PETUAH LAUTAN Fathor Rahman Nak, tidak ada dongeng sebelum tidur seindah kidung angin yang dicumbu bentang layarmu bila badai menelanjangi setiap musim, binglala masih melingkari purnama malam ini angin tidak akan kemana ia hanya singgah diwajah bintang yang membuatnya berkedip sayu merayu buih ‘tuk bergegas mengabari pantai karena jika karang telah bersumpah pada pertiwi maka tebar kembali jaringmu biarkan jangkar kuyup oleh doa seisi lautan; agar aksara suci terpampang pada ujung perahumu (Bangkalan, 13 April 2016)  Demokrasi Musim Fathor Rahman ada yang tunggang langgang mencari wajah angin bergelayangan di rona bulan menanyakan setiap daun yang gugur pada musim yang menanyakan waktu               ada yang bisu memekik hujan               menyamun matahari       ...

RELASI HATI

GURU SEJATI ? PEMBELAJAR SEJATI. MENGABDI UNTUK NEGERI. “Hanya ilmu dari hatilah, yang akan sampai di hati anak-anak didiknya” Mari Belajar, Mari Berbenah J WIDADATUS SA’ADAH           Kutuliskan, pagi itu menatap langit seperti kanvas yang ditumpahi cat biru diselingi arak-arakan awan semurni kapas. Langkah kakiku bersemangat untuk mengikuti kelas mata kuliah Psikolgi Pendidikan yang di ampu oleh Bu Cicik Tri Jayanti, S.Pd. MA.           Hari itu tanggal 30 Oktober 2017 seperti biasa, perempuan dengan kerudung coklatnya yang manis, dihiasi senyum hangat dibibirnya. Ia memberikan pengantar yang menyentuh akal dan nurani. Benar! kata-katanya selalu mengundang , melayani  dengan kasih sayang dan tak henti memberikan inspirasi dan menumbuhkan motivasi dalam diriku.           “SIKOEDUKASI” tuturnya. Sikoedukasi adalah jalinan a...